Arti Jiwa Besar bagi Orang Sukses
Ini cerita
tentang kerang rebus dan kerang mutiara. Suatu kali ada seorang ibu
kerang dan sepuluh anak-anaknya. Mereka sedang bermain-main di
laut.
Tiba-tiba, seorang anak kerang berteriak. “Ibu,
ibu, tolong, Bu.“
“Kenapa Nak?“ tanya ibunya.
“Aku
kemasukan pasir, Bu. Sakit sekali”
“Tahanlah Nak. Keluarkan saja
lendirmu. Lama-lama sakitnya pasti hilang.”
Sang anak kerang pun menuruti ibunya. Dari hari ke
hari ia kesakitan. Ia terus kesakitan. Tapi ia tidak
mengeluh. Ia terus mengeluarkan lendirnya menyelimuti pasir itu.
Ibu dan saudara-saudaranya yang lain ada yang menghibur
sang anak kerang. Tapi kebanyakan malah meledeknya. Mereka
mentertawakan dan nyukurin kesakitan sang kerang. Tapi sang kerang
tetap bersabar.
Lama-lama, rasa sakitnya menghilang. Ternyata pasir
yang masuk tubuhnya telah terselimuti oleh lendirnya. Ia tidak lagi merasa
sakit. Ia pun bisa bermain-main lagi bersama ibu dan saudaranya.
Suatu hari datang nelayan. Ia berhasil memperoleh
banyak kerang, termasuk sang kerang yang kemasukan pasir tadi.
Kerang-kerang itu pun berpisah dengan ibunya. Betapa sedihnya kerang-kerang
itu. Tapi tiba-tiba terdengar teriakan ibu kerang:
“Jangan bersedih anak-anakku. Inilah saatnya kalian
berhenti bermain. Sekarang saatnya kalian memberi manfaat pada
manusia. Itulah tujuan hidup kalian. Berilah manfaat yang
sebesar-besarnya.“
Anak-anak kerang pun mengerti. Mereka mentaati
ibunya. Mereka akan memberi manfaat yang terbaik bagi manusia.
Sang nelayan sampai di darat. Ia dan istrinya
memeriksa kerang-kerang itu. Betapa senangnya ketika mereka mendapati ada
satu kerang yang ada mutiaranya. Suami istri nelayan itu pun memanggil
anak-anaknya. Budi dan Diah.
“Nah Budi, Diah, ayah menemukan kerang mutiara.
Ayah akan menjualnya. Harganya sangat mahal. Uang hasilnya bisa
kita gunakan untuk memperbaiki rumah, dan biaya sekolah kalian.“
Budi dan Diah sangat senang. Tadinya mereka sangat
sedih. Mereka ingin melanjutkan sekolah, tapi tidak ada biaya. Tapi
sekarang, masalah itu bisa diatasi. Mereka sangat bersyukur pada Tuhan
dan berterima kasih pada sang kerang. Meski kerang itu telah mati.
Budi dan Diah akan menguburkan sang anak kerang. Di atasnya ada tulisan :
“Kerang
Mutiara.
Pahlawan Budi dan Diah“
Bagaimana dengan saudara-saudara sang
anak kerang? Mereka akhirnya direbus istri sang nelayan. Mereka
dijual di pasar dengan harga Rp. 100,- per buah.
Begitulah kisah kerang mutiara dan
kerang rebus ini.
Apa yang bisa kita pelajari? Ada
beberapa. Pertama:
BERANI MENAHAN KESAKITAN
Sang anak kerang berhasil menjadi kerang
mutiara. Ia berhasil memberikan manfaat yang besar bagi keluarga sang
nelayan. Itu adalah hasil sikapnya ketika tubuhnya kemasukan pasir.
Sang anak kerang kesakitan. Tapi
ia tetap bertahan. Ia terus berusaha. Ia tidak putus
asa. Itulah pilihan sikap yang luar biasa. Banyak orang yang ketika
ditimpa masalah, mereka lari dari masalah itu. Masalahnya tidak
selesai. Bahkan masalah itu membesar. Itulah akibat lari dari
masalah.
Banyak orang juga yang berhenti
berusaha. Misalnya ingin jadi pebisnis sukses. Mereka sudah
mulai berbisnis. Eh, di tengah jalan timbul masalah. Mereka
berusaha menyelesaikannya. Tapi tidak selesai-selesai. Akhirnya
mereka menyerah. Cita-cita
ingin jadi pebisnis sukses pun terkubur dalam.
No Pain No Gain, kata orang bijak. Kita punya juga peribahasa bagus : “Berakit-rakit
ke hulu berenang-renang ke tepian”. “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang
kemudian.”
Setiap kita pasti ingin mempunyai nilai
diri yang tinggi. Apakah jadi pintar, kreatif, pengusaha sukses, artis
terkenal, pejabat tinggi, jadi ulama besar, dan sebagainya. Keinginan itu
bagus sekali. Anda harus mulai berusaha ke arah sana.
Yakinlah kalau di tengah jalan anda
pasti berhadapan dengan masalah. Nah, ketika anda berhadapan dengan
masalah itu, ingatlah cerita ini. Tanyakan pada diri anda : “Saya mau
jadi kerang rebus atau kerang mutiara?”
Saya yakin anda ingin jadi kerang
rebus. Karena itu, bangkitlah. Berusaha sampai sukses. Tahan
kesakitan-kesakitan. Jadilah manusia disiplin. Meski disiplin itu
menyakitkan, tapi hasilnya setimpal.
Makna kedua dari cerita itu adalah :
JADILAH MANUSIA TERBAIK. MANUSIA
YANG MEMBERIKAN MANFAAT TERBAIK BAGI SESAMA.
Kerang mutiara telah berjuang keras.
Ia melalui banyak rintangan. Ia bertahan. Karena itu, ia
menjadi kerang yang bernilai tinggi. Ketika mutiaranya di jual, harganya
tinggi sekali. Dengan nilai yang tinggi, ia bisa memberi manfaat yang
tinggi pula.
Berbeda dengan kerang biasa. Nilai
mereka jauh lebih rendah dari kerang mutiara. Karena nilainya rendah,
manfaat mereka pun rendah.
Untuk itu, jadilah kerang mutiara.
Kerang mutiara memberi manfaat jauh lebih banyak dari kerang rebus. Satu kerang
mutiara bisa berharga ribuan kerang rebus.
Untuk bisa melakukan ini, kita harus
punya pola pikir memberi. Jadi, kalau ketemu orang, pertanyaan dalam benak
kita adalah: “Manfaat apa yang bisa saya berikan untuk orang ini?“
Pola pikir memberi adalah pola pikir
hebat. Semua orang sukses melakukannya. Lihatlah orang yang punya
perusahaan. Makin banyak orang yang diberi manfaat olehnya, makin sukses
perusahaan itu.
Inilah salah satu rahasia orang sukses. Ini juga rahasia
kenapa tidak banyak orang sukses. Tidak banyak orang yang berpola
pikir memberi. Mereka berpikir sebaliknya. “Apa yang bisa saya
dapat?”
Pola pikir:”Apa yang bisa saya dapat?”
adalah pola pikir orang gagal. Ia akan bertindak sesuai pikirannya.
Karena pikirannya gagal, tindakannya juga tindakan gagal.
Kenapa disebut pikiran gagal?
Karena tidak menyenangkan berinteraksi dengan orang yang pola pikirnya
begini. Akibatnya, tidak ada yang mau bergaul dengannya. Padahal
sukses akan didapat melalui bergaul dengan orang lain.
Makna ketiga dari cerita ini adalah :
JANGAN PEDULIKAN HAL-HAL NEGATIF DARI
ORANG LAIN
Ketika sang kerang kesakitan, ia diledek
oleh saudara-saudaranya. Meski pun sakit, sang kerang mutiara diam
saja. Ia tidak membalas perlakuan buruk saudaranya. Ia hanya terus
berusaha agar kesakitannya hilang.
Ini sikap yang luar biasa.
Bayangkan bila sang kerang justru membalas. Ia marah. Ia balas
mengejek saudara-saudaranya. Apa yang akan terjadi? Sang kerang
mutiara mungkin akan kehabisan tenaga. Ia harus bertahan dari
kesakitannya dan marah. Sang kerang mungkin saja mati.
Ini terjadi dengan banyak orang.
Mensikapi situasi buruk dengan marah. Misalnya anda
seorang suami. Anda pulang ke rumah dalam keadaan lapar. Tubuh anda
lemas tak bertenaga. Ketika anda buka lemari makan, ternyata tidak ada
makanan. Apa yang akan anda lakukan pada istri anda di rumah?
Kebanyakan orang akan marah. Entah
darimana tenaga marahnya. Tapi, ia bisa memarahi istrinya yang belum
masak. Sebenarnya ia sedang membuang-buang tenaga percuma. Setelah
marah, ia pasti merasa lebih lapar lagi.
Karena itu, berhentilah bersikap negatif
pada orang lain atau suatu situasi. Pada orang dan situasi yang negatif
sekalipun. Sikap terbaik pada orang negatif adalah justru bersikap
baik. Sikap terbaik pada situasi negatif adalah belajar dari situasi itu.
Berilah orang, yang pelit pada
anda. Tersenyumlah pada orang yang cemberut pada anda. Sapa dan kunjungi lah orang yang
memusuhi anda. Beri hadiah. Kata orang bijak, “Seseorang disebut
kuat, bila ia bisa menahan amarahnya.“ Anda pasti mau jadi orang yang
kuat, kan.
Ada satu pendapat bagus dari Aa
Gym. Kata beliau, kita harus berterima kasih pada orang yang memusuhi
kita. Kenapa begitu? Karena, orang yang memusuhi kita adalah orang
yang paling sering mengingat kita. Hampir sama dengan orang yang
mencintai kita. Karena itu berterima kasihlah.
Jangan dengarkan hal-hal negatif dari
orang lain. Bila kita mendengarkan, maka kita akan jadi orang yang
negatif pula. “Kita adalah apa yang kita dengar“.
Bila kita hanya mau mendengar hal-hal
baik saja, maka kita hanya akan berpikir hal-hal baik. Bila kita berpikir
hal-hal baik, kita hanya mengucapkan dan melakukan hal-hal baik. Begitu
pula sebaliknya.
Hanya mendengar hal-hal baik, bukan
berarti kita tidak mendengar hal-hal buruk. Tapi, bila kita mulai
mendengar hal-hal buruk, kita menjauh. Atau kita berusaha memperbaikinya.
Misalnya, kita lagi ngobrol dengan
teman-teman. Tiba-tiba, obrolan koq jadi ngomongin keburukan
teman kita yang lain. Nah, saat itulah kita coba membelokkan kembali arah
obrolan. Bila tidak mampu, kita yang menyingkir dari obrolan itu.
Jangan malah tambah semangat.
Nah, dalam perjalanan anda menuju
sukses, pasti ada orang yang justru menghambat anda. Kata-katanya
negatif. Bukannya memberi semangat, malah melemahkan semangat.
Bukannya memberi solusi, malah memberi masalah baru. Bukannya
mendamaikan, malah ngomporin. Nah, saya sarankan jauhilah orang-orang
seperti ini. bila anda terus berdekatan dengan orang begini, lama-lama
anda akan juga jadi orang yang sama.
Hal keempat yang bisa kita pelajari :
BALASLAH PERBUATAN BAIK DENGAN PERBUATAN
YANG LEBIH BAIK
Budi dan Diah, dua orang anak sang
nelayan. Kedua anak ini menguburkan sang kerang dengan tulisan yang
sangat mengharukan:
KERANG MUTIARA, PAHLAWAN BUDI DAN DIAH.
Tulisan itu menunjukkan, keduanya adalah
anak yang tahu balas budi.
Karena jasa kerang mutiara, mereka
berdua bisa melanjutkan sekolah. Mungkin bila tak ada kerang mutiara,
pendidikan mereka akan terbengkalai. Itulah sebabnya, mereka sangat
berterima kasih pada sang kerang. Mereka anak-anak yang tahu balas
budi. Mereka pun akan jadi ’Kerang Mutiara’.
Membalas perbuatan baik dengan perbuatan
yang lebih baik adalah kunci sukses lain. Ia terbukti manjur. Bila
anda menerima perbuatan baik dari orang lain, anda pun membalasnya dengan lebih
baik. Kira-kira apa yang akan dilakukan orang itu? Saya yakin, ia
akan memberi anda hal-hal baik lagi. Begitu seterusnya. Anda dan
dia jadi orang baik. Bukan hanya itu, anda dan dia AKAN MENJADI ORANG
BESAR.
0 komentar:
Posting Komentar