Agar Anda Berwibawa
Hatinya terperi. Sakit
sekali. Ia merasa telah bekerja keras. Terbukti dari hasil
kerjanya. Dari sekian sales person di perusahaannya, ia memperoleh
penjualan dengan omset tertinggi. Tapi, ia malah dimarahi
atasannya. Habis-habisan. Di depan umum pula. Hatinya sakit
sekali. Tak kuasa ia menahan linangan air matanya. Meleleh.
Menganak sungai.
Padahal kesalahannya kecil saja.
Hanya laporan yang terlambat. Itu pun karena ia terlalu lelah mengejar
konsumen. Bukan karena ada kegiatan pribadi. Sakit hatinya makin
membesar ketika ia melihat sang atasan justru tenang-tenang saja pada kesalahan
yang dilakukan rekan-rekannya. Ditegur iya. Tapi dimarahi?
Nggak ada sama sekali. Eu….h. Sakit sekali.
Pernah mengalami kejadian seperti
itu? Bila anda tak berprestasi, dimarahi sudah pantas. Tapi ini
berprestasi. Koq masih dimarahi. Apa sebab?
Kekuatan. Yah… kekuatan anda
dihadapan orang lain. Ini sebabnya. Apa maksudnya?
Saudara, ketika anda dimarahi atasan, maka
anda berada di posisi yang lemah. Kekuatan anda jauh dibawah atasan anda. Bila kekuatan anda sama
dengan atasan anda, anda tidak akan dimarahi. Anda ditegur iya. Ditanya
iya. Tapi dimarahi? Tidak!
Lho, bukankah atasan itu memang
kekuatannya di atas bawahannya? Belum tentu. Tergantung kekuatan
atasan dan bawahannya. Ada bawahan yang kekuatannya memang di bawah
atasan. Tapi ada yang kekuatannya sama, atau bahkan melebihi
atasannya. Atasan dan bawahan adalah faktor formal
struktural. Soal kekuatan adalah soal wibawa personal.
Maka prestasi yang tinggi tak
menjamin. Soal marah-memarahi adalah soal kekuatan. Nah, apa saja
faktor yang membangun kekuatan itu? Faktor yang membuat anda berwibawa di
hadapan orang lain, bahkan di depan atasan anda sendiri?
Saya mencatat ada dua faktor.
Pertama, faktor fundamental. Kedua, faktor teknik komunikasi.
Faktor fundamental berkaitan dengan
kemandirian keyakinan, pikiran dan perasaan. Ini fondasinya.
Keyakinan yang kuat membuat anda tak bergeming. Anda kukuh memegang
keyakinan itu. Meski lingkungan bisa beda secara diametral dengan
keyakinan anda itu. Pikiran anda bisa tetap terbuka atas banyak hal, termasuk
hal-hal negatif. Perasaan anda bisa tetap tenang, meski banyak hal yang
beda dengan keinginan dan harapan anda.
Faktor teknik komunikasi adalah ujung
tombak kekuatan anda itu. Dalam hal ini, anda:
1. Bisa berpendapat beda dengan orang lain.
Nah, hal ini
yang paling menunjukkan kekuatan anda. Anda bisa melihat sisi lain dari suatu
kondisi. Dengannya anda
bisa beda pendapat. Bila pendapat anda sama terus dengan orang
lain, maka keberadaan anda menjadi tak berarti penting.
Karena itu,
jangan terus diam, setuju, dan mengiyakan pendapat orang lain. Orang lain
akan senang diiyakan. Itu sih jelas. Karena itu berarti anda
sedang menyerahkan kekuatan anda padanya. Ia makin kuat, anda makin lemah. Makin
sering ini (mengiyakan pendapat orang lain) dilakukan, makin lemah anda di
depan orang lain. Makin
sering anda beda pendapat, makin kuat anda.
Tapi jangan
kebablasan. Jangan selalu beda pendapat. Bila anda selalu beda
pendapat dengan orang lain, anda memang jadi kuat. Tapi, anda akan
dianggap sebagai musuh, bukan rekan kerja. Musuh yang kuat. Dan
orang lain akan berusaha menghancurkan anda. Toh anda musuh mereka.
Iya,kan? Ini pun kondisi yang buruk. Konflik berkepanjangan berasal
dari sini. Mulanya dari perbedaan pendapat yang objektif.
Lama-lama akan mengarah pada orangnya. Subjektif.
2. Bisa merespon pendapat orang lain dengan baik.
Merespon bukan
berarti menyetujui. Anda bertanya: “Bisa diulangi?”, “Maksudnya?”, “Koq
begitu?”, dan sebagainya. Anda berkomentar singkat seperti : “Oh, gitu
ya”, “OK, saya paham”, “Ya..ya..ya”, dan sebagainya.
Nah, ketika anda
merespon dengan baik, orang lain merasa diperhatikan. Merasa
dihargai. Merasa dianggap penting. Karena merasa diperhatikan,
dihargai dan dianggap penting, orang lain pun akan melakukan hal sama pada
anda. Dan itu adalah pertukaran kekuatan yang menguntungkan kedua belah
pihak.
3. Bisa menguatkan
pendapat orang lain.
Ada saatnya anda
berbeda pendapat. Ada saatnya anda menyetujui bahkan menguatkan pendapat
orang lain. Keseimbangan ini penting. Orang yang pendapatnya
anda setujui dan kuatkan akan membagi kekuatannya pada anda. Persetujuan
anda akan sangat berarti karena anda bukan orang yang gampang setuju atas
pendapat orang lain. Ingat, kalau anda gampang setuju atau bahkan selalu
setuju atas pendapat orang lain, anda justru akan jadi orang lemah di hadapan
orang lain. Tahu kapan tidak setuju dan berbeda pendapat. Tahu juga kapan
saat yang tepat untuk setuju dan menguatkan pendapat orang lain.
Ciri Anda Kuat Dihadapan Orang
Lain
Ada dua ciri utama kalau anda sudah kuat
dihadapan orang lain. Apa itu?
Pertama, anda ditanya. Dimintai
pendapat. Ditanya atasan, rekan atau bawahan. Ini menunjukkan orang
lain menganggap anda sebagai orang penting. Dan ini sekali lagi tak
berkaitan dengan apakah anda atasan atau bawahan.
Kedua, ketika anda berpendapat, orang lain
benar-benar menyimak. Entah pendapat anda itu berbeda atau sama dengan
pendapat orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar